Surat Untuk Februari
Ah, kaku ya menulis seperti ini
namun kali ini komunitas pecandu buku memang kreatif sudah lama kita lupa dengan
surat-suratan. Terakhir jaman kita duduk dibangku SMA. Malam ini aku ingin
menyapa mu hangat dengan secangkir capucino di café kesukaan ku di Ibu kota ini.
Hallo Monik, apa kabar? Ini surat
pertama ku setelah kita lulus dari SMA untuk mu, setelah surat-surat kita
disaat aku dan kamu ulangtahun semasa SMA karena Februari memang selalu kita
tunggu. Itu lah pekerjaan teramat menggetirkan bagi kita yang lahir Bulan
Februari, menunggu berkurangnya umur. Surat yang selalu berisi doa-doa ,
mimpi-mimpi kita, dan tentang persahabatan kita. bukan suatu keisengan ku tapi
surat ini menyampaikan kerinduan-kerinduan yang semakin tak terbendung. Kata
mereka Februari salahsatu waktu yang tepat menyampaikan kerinduan
sepuas-sepuasnya. Kata mereka Februari ini penuh dengan kehangatan, cinta,
kasih sayang dan persahabatan. Ku pikir untuk menyampaikan rindu ku ini ada
baiknya dengan #SuratUntukFebruari ini
sedikit tersampaikan. Walaupun mungkin saja kau tak membacanya, barangkali ada
kenalan kita yang mengabarkannya kepada mu, aku menulis ini untuk mu. Aku tau
kamu bukan tipe yang suka dengan dunia social media seperti jaman sekarang ini.
Kemarin saja ku cari nama mu diberbagai akun tidak ku temui.
Hai Monik, selalu ku doakan kau
baik-baik saja. Setahun yang lalu tepat pula bulan Februari Tuhan memberi ku
kesempatan mengunjungi mu dan merayakan
ulangtahunmu bersama di Pulau kediaman mu yang begitu indah alamnya, Belitung.
Pantas saja Tuhan menciptakan kamu yang cantik, hangat dan ramah disana. Pulau
mu saja begitu menawan apalagi yang tinggal disana. Tahun lalu kita saling
menyampaikan rindu, setelah pulang dari sana ku rekam semua kebahagian ku
bertemu dengan mu di buku harian ku dan blog ku untuk
selalu ku baca saat kerinduan kepada mu selama setahun ini belum tersampaikan.
Hey monik, sepertinya tahun ini
aku tak bisa mengunjungi mu, maafkan aku bukan karena kesibukan ku tetapi masih
waktu yang belum memungkinkan. Disini aku membanggakan mu, pilihaan mu menajdi
seorang yang sederhana dan berbakti kepada masyarakat di desa kecil itu, seorang
bidan desa profesi mu sekarang. Menjalin kasih secara diam-diam tetapi berani
menatap masa depan dengan dia, kepada nya ku minta selalu bahagiakan sahabat
ku. sangat jauh berbeda dengan ku disini, dengan mimpi yang sempat kita tulis,
kita rangkai, dulu masih terseok untuk menggapainya, menjalin kasih pun masih
dalam sekedar ingin. Semoga belum ada kesempatan bertemu kita tahun ini, aku
mendapat kabar atau bahkan undangan pernikahan mu, Nik. Dan aku akan
mengabarkan mu, aku mencapai mimpi besar ku yang dulu pernah ku cerita, entah
kau masih ingat atau tidak, ku harap masih.
Menulis untuk mu gak berasa sudah
sepanjang ini Nik, berasa bukan menulis tapi kita mengobrol saja. Serasa kau
berada didepan ku, kita menikmati kopi yang wangi ini Nik, ah kau tidak suka
kopi, kau suka es krim dan aku tidak suka itu. Kita sangat berbeda namun
kesamaan kita, menulis buku harian secara diam-diam. Ah, semakin merindukanmu
tentag bagaiman tiga tahun kita bersama di asrama SMA dulu. Sudah lah Nik,
semoga kau pun merindukan ku juga.
Di Jakarta ku merindu, Sahabat ku
Monik di Belitung
Ttd,
Jujul (Miss Julie)
Tags:
PERSONAL
0 komentar