revolted, shitt!!!
Entah proses apa yang aku alami sekarang ? Semua masih tanda tanya dan jangan berusaha menjawab apalagi mencari jawaban karena itu permainan waktu dan makna #lifeisgame
Aku menjadi yang tidak peduli, terkadang aku merasa menjadi seorang yang tidak punya hati dan belas kasih, tapi ku percaya bukan tidak punya hati yang sesungguhnya. Tapi itu reaksi dari dalam diriku akan semua rasa muak, entah muak akan apa namun itu 'too much'.
Aku muak dengan :
- banyak berisi manusia yang seenak jidatnya meng-judge
Kalo yang sering baca buku, pelatihan motivasi,majlis taklim, liqo, komsel,meditasi masih banyak lagi cara-cara untuk menumbuh, mengembangkan, meningkatkan 'positive thingking' justru sangat paham arti dari positive thingking dan bagaimana mengaplikasinya didunia nyata bukan hanya dalam tulisan buku, suara seminar, dan sharing ditempat tersebut.
Sebagai aku yang gak terlalu cerdas ini mengaplikasi dalam hidup nyata ya salahsatu nya tidak menjudge orang lain seenak jidat, kalo gumam ku sendiri sih 'bisa gak sih berpikir positif sedikit saja terhadap orang lain?' sehingga pikiran dan hati gak terasuk hal negatif. Semua yang kita judge semua itu belum tentu. Ku rasa kalau kalian atau kita paham ilmu baik gak mau dong berpikir negatife, ngejudge orang. Gak ada kata tapi.
- uang mempengaruhi segalanya bukan membeli (terkadanh sebenarnya sama saja)
Hhmm...kata mereka perihal uang sensitif, kata ku juga begitu. Rasa percaya terhadap diri sendiri bisa kita test dengan uang apalagi rasa percaya orang lain sangat ampuh. Kita tau perangai orang dengan cepat dan mudah test saja dengan uang, aku juga ditest seperti itu dan terlihat aku seperti apa, dan aku pun mengetest Oh, Big No. Jangan terlalu cepat men-judge. Terlalu naif hidup berkawan, berkeluarga, berpasangan kala uang tidak mempengaruhi, kita bukan budak uang tapi 80% uang mempengaruhi. Entah ada yang setuju dengan ku atau tidak, terserah saja.buktikan saja 20% nya keikhlasan.
- penggila jabatan yang norak-norak (ini berbeda dengan personal branding)
Oh Goodness, aku bukan berpengalaman dalam bidang jabatan-jabatan, pernah bermimpi memiliki jabatan-jabatan setidaknya pernah menjadi kepala dari kumpulan. Jadi hanya sedikit tau bagaimana berjalannya diri punya jabatan tapi sedikit tau saja bikin aku muak apalagi banyak. Ku rasa dalam yang namanya jabatan itu untuk kerennya bukan isi hati dan isi kepalanya tapi tumpukan pencitraan dan seremoni yang lebay. Ada yang ditutup dari segala penampakan tersebut adalah kepentingan individual, inti nya semua apa yang diperbuat ada kepentingan individual yaah sekitar 70% kepentingan pribadi dan 30% bodo amat sampe gak sampe ya untuk objek diluar pribadi.
- apresiasi yang hilang
Ya, kebanyakan pintar judge, kebanyakan nyinyir, terlalu banyak pencitraan untuk urusan apresiasi hilang sedapnya. Untuk memberi apresiasi saja masih banyak pencitraan. Ya sudah lah, inilah kenyataan kalo gak mau terasuk menghindar saja itu langkah aman, masih banyak jengkal letak kita untuk hidup dalam kebaikan.
Tulisan ini ada karena ada rasa jengah dan muak, kelihatannya aku apatis dalam urusan hidup orang banyak seperti yang digaungkan oleh ku baru berapa tahun kemarin hilang begitu saja. Rasa percaya terhadap sebuah idealis, itu hilang tanpa bekas.
Karena hidup ku sendiri masih belajar menyusun puzle-puzle dan menebus petak-petak kesalahan yang pasti membekas dan masih. Masih berusaha menjadi orang baik, terutama untuk diri ku sendiri.
#thought #shareMenulis
0 komentar