YOUR EYES #1
image source : Google
Pov Author
Dengan setelan
bebas dan elegan membuat Jowie lebih percaya diri hari ini. Bagaimana tidak
senin sampai kamis dia harus terbalut resmi dengan uniform perusahaannya yang setiap hari sudah ditentukan. Hari jumat
mereka boleh menggunakan pakaian bebas pantas seperti kemeja, batik, dress
kecuali kaos dan jeans. Jowie bekerja disebuah perusahaan internatonal terkenal
yang bergerak diranah keuangan.
“Jo, hari ini
kita meeting bulanan, lo jatahnya pagi ya”, kata rekan kerjanya enoy dari
kubikel sebelah Jowie. Oke, Jowie mengacungkan jempolnya tanda mengerti.
Rutinitas
bulanan dari perusahaan mereka adalah evaluasi kinerja bulanan dan jika pekerjaan
tidak memuaskan bersiaplah mendapat wejangan dari sang manager ter..cinta,
okeh. Seperti biasa meja bundar sudah siap dikelilingi tim Jowie. Jowie memilih
duduk paling ujung dari manager. Meeting
dimulai dengan perkenalan beberapa karyawan baru, masa kerja 4 bulan pun masih
kategori baru salahsatunya Jowie sendiri.
Pov Jowie
Perkenalkan
nama saya Jowie, kata ku saat memperkenalkan diri di meeting bulanan yang ke
dua bagi ku, karena ini bulan keempat aku berada diperusahaan ini. Sebenarnya
bebrapa sudah mengenali ku dan ternyatanya lagi ada beberapa yang benar-benar
anak baru dan anak lama yang mulai tergabung dengan grup kami untuk meeting
bulanan ini.
“Perkenalkan
nama saya putra , saya cabang dari Grogol“ perkenalan singkat oleh salah satu
karyawan lama yang bergabung digrup kami hari ini. Omg suara yang gak asing
bagi ku, aku langsung focus dengan suara tersebut melihat orangnya. Padahal
sedari awal aku sok sibuk sendiri mengahadapi boring meeting yang nanti
mendapat ceramah panjang dari sang manager.
Aku kaget saat
melihatnya, orang yang tidak asing sama sekali bagi ku, suaranya, matanya dan
pembawaannya. Ya, tapi ini bukanlah dia yang disana, ini bernama Putra. Ku akui
dia sangat mirip dengan laki-laki yang pernah mengisi hari-hariku pada masa
silam, masa lalu. Jelasnya mantan terindah, hihi.
Aku adalah tipe
perempuan yang merawat rasa berawal dari first sight dan always by his eyes.
Aku duduk bersebrangan dengannya, Putra maksudku. Tempat yang begitu strategis
untuk aku memandang manik matanya, manik mata yang selalu membuat ku rindu
untuk menatapnya. Seperti candu aku semakin tidak focus mendengar apa yang
disampaikan sang manajer kami.
Tak hanya
matanya jadi focus ku tap kembali degup jantung yang tak tahu malu ini berdegup
semena-mena. Seolah ada rasa yang harus ku semai lagi dari mata tersebut. Shit,
aku seperti orang yang tidak bisa move on dari selera masa lalu. Tapi perkara
tipe, masing-masing ada dalam pilihan kita. Ya, your eyes.
Well, ketika mata
tersebut jenuh dipandang olehku dengan santainya dia membalas pandanganku
cepat-cepat ku menoleh kearah lain dengan geark gerik salah tingkah. Bodoh..umapt
ku dalam hati berani-berani dia membalas dan itu tanda setuju untuk ku, bahwa
tak ada salah menyemai rasa kepadanya. mungkin, dia tidak berpikir sepertiku
atau tidak pula merasakannya tapi senyum dan tatapann matanya canduku untuk
membungakan kecerian hari ini, tidak apa sampai meeting selesai.
Meeting pun
selesai dengan segala panjang lebar wejangan sang manager untuk kami. Aku
bersama rekan-rekan ku Enoy dan Maureen pulang dengan busway. Menjadi salahsatu
pengantri busway yang padat untuk hari jumat ini. Weekend ada didepan mata,
yeeeay.
Tags:
Novel Mengulang Rasa
0 komentar