Forgive me, Miuul



Selalu bahagia banget kalo dapet undangan pernikahan teman. Siapa yang gak bahagia? Ada sih kalo temennya nikah sama mantan sendiri agak nyesek ya hihi, ah itu disinetron yang ntah terinspirasi dari mana. Jangan sampai didunia nyatanya banyak-banyak ya, terlalu menyedihkan. Ada sih, malah sahabatan kental gitu tapi orang yang merelakan dan bahagia sedikit guys, banyaknya masih ada nyesek-nyesek gimana gitu. Itu ya ciri-ciri orang yang bisa move on dari mantan,eaaak.

Thanks God, dapet kabar bahagia dari teman ku, teman yang ku kenal sejak 8 tahun belakang, bangku SMA. Kali pertama ketemu diasrama pemali. Kemudian kami didekatkan lagi sama-sama menjadi panutan asrama putri abadi loh selama 3 tahun. Gak hanya itu, kami satu grup juga di grup mentoring, aku lah yang banyak belajar dari dia.

Dia adalah jamik safitri, sebuah hal terbaik aku mengenal dia. Salah teman perempuan ku yang hebat dan pintar (matematika nya kenceng, jago catur). Semangatnya apalagi, ntah angin apa yang bisa matiinnya. Gak ada matinya, walaupun dia curhat lagi down dan bingung bukan berarti dia hilang semangat tapi hanya sedikit capek fisiknya. Kadang dia agak keluar juga premanism nya apalagi kalo traveling, dia sendiri ceweknya juga hayooo. Malah temannya banyak cowok, ya dalam pertemanannya ada kompetisi menarik perhatiannya juga. Tapi tentang jatuh cinta, bukan hal mudah untuk dia. Cara dia jatuh cinta, bukan kebanyakan seperti  kita cewek-cewek pada umumnya. Karena bagi dia jatuh cinta itu kepada yang siap pada jenjang yang serius, hhmm ....menikah.

Aku banyak belajar hal dari tentang iman, belajar agama, kepercayaan,kesabaran dan keberanian juga dari dia. Setelah kami lulus SMA, dia juga berjuang di Jakarta sama seperti ku. Dia masuk di perguruan tinggi kedinasan dan siap menjadi abdi negara. Emang pantes, dedikasi nya untuk hal sukarelawan pun luarbiasa. Disela kuliahnya yang buat aku berat banget dia masih disibukkan dengan hobinya menulis hingga disela skripsi sempet sempetnya menerbitkan buku ( gue yang getol pengen nerbitin buku,dia yang duluan gimana gak hebat guys), traveling dengan genknya, berpartisipasi dalam komunitas yang dia kembangkan bersama timnya, pengajian hapal quran, menghadiri konferensi, mengikuti kompetisi catur, menghadiri seminar nasional dan banyak lagi kegiatan-kegiatan keren dia.
Dia pun salahsatu teman yang tempat yang bisa ku tuju untuk menjadi teman curhat, tanpa alasan. Nyaman saja sama dia. Bermalam ditempat dia, dia yang selalu siap mendengar keluh kesahku, dan kami selalu bercerita mimpi-mimpi kami yang kalau dicerita diluar sana pasti ditertawai orang lain. Kami sempat join bisnis cafe bersama, kemudian sebelum dia menikmati hasil nya aku yang belum sempat merapihkan tentang bisnis ini keburu, kegagalan ku datang serentak tanpa ampun. Kemudian untuk dia selalu ku tinggalin janji, bukan janji belaka mik, tapi aku benar-benar belum punya amunisi. Kamu pasti nanyak kenapa gak jelasin? Well, I cant answer..maybe I just wanna forget it but I will pay it for you. Please wait, mik ya :). I know kesabaran akan selalu ada batasnya, but th way I confessed, that was my fault.

Gak berhenti disitu aku bikin dia kecewa, aku menghilangkan diri setelah dia bantu aku, jadi tempat curhat, nangis-nangis, nampung,kasih makan, dan diteror telpon menagih ala ahli surga.  Aku meninggalkan ketidakkepercayaan lagi kepada ku, kemudian sempat bertemu memperlihatkan kejutan yang membuat dia kecewa berat dengan aku melepas jilbab yang aku sudah pakai kelas 2 SMA, berkat terinspirasi dari dia dan banyak belajar keagamaan dari dia. Kemudian memberi janji angin surga kepadanya tapi amunisi ku diluar dugaan semua. Dan merubah jalan hidupku. Aku bukan lagi sama jalan seperti mereka, aku gak bisa. Aku menghilang saja, itu pilihan terbaik yang aku lakukan. Well, niat ku ingin gak dikenal oleh mereka yang ku kenal 5 tahun belakang. Dia termasuknya, tapi rasanya gak mungkin juga. Hutang ku masih seperti bukit dengannya tidak hanya perkara hutang biasa tapi hutang budi. Dia ku akrab panggil, miuuul. Sahabat baik yang ku punya, yang gak ada capeknya menyapa ku yang shit!!!nya aku abaikan. Kata maaf gak bakal merubah apa, yah gak ada gunanya tapi kewajiban aku meminta maaf, hak dia untuk memaafkan atau gak. Semua harus aku terima. Banyak hal yang belum aku cerita tapi gak mungkin lagi cerita itu masa lalu. Gak akan aku ungkit lagi, aku hanya akan membayar hutang-hutang ku dan jika ada kesempatan bisa jadi kita berteman lagi. Dan cerita dia sebenarnya lebih aku tunggu untuk ku dengar. Dan hari ini tiba undangan kebahagian dia, undangan pernikahannya, selamat ya miul. Maaf lagi gak bisa datang nantinya.

Hanya kata-kata ingin melupakan, tapi tetep aja dihati dan memori tersimpan rapi. Tapi sakit mengenang, menghilang adalah cara mengobati cara ku.
I miss you so much 😍😍😍

Your friend maybe,

Mpok jul


Share:

0 komentar