Mengkhianati, dikhianati
Aku berkhianat dan mereka pun berkhianat tentu Tuhan yang tak pernah berkhianat, dan niat maupun usaha kita tidak akan pernah berkhianat akan hasil.
Hhmm...aku disini seperti tidak gentleman harus menyindir dilembaran blog seperti. Niatnya memang menyindir, tapi ketahuilah aku lebih menyindir diri ku sendiri ketika nafsu untuk melakukan suatu yang membuat orang lain tidak nyaman. Antara lain gosip, sok perhatian ( ada udang dibalik bakwan atau batu kali ya,he), ketika dulu nya kita menjauh eh ketika butuh datang dengan sangat manis. Aku pernah, tapi apa aku ingin terus dalam sebuah kesalahan mengikuti nafsu untuk itu? Setiap manusia punya hak untuk memperbaiki diri bukan?
Dan setelah dulu yang melakukan itu, kata mereka yang percaya karma ya sekarang aku yang diperlakukan oleh orang lain seperti itu. Tapi apakah ini menujukkan aku mendendam? Tidak, aku hanya ingin sharing saja untuk selanjut barangkali hidup kita nyaman.
Benar-benar aku hidup dengan keadaan yang berubah, mulai dari cara berpikir, menyikapi, dan secara nyata 'I am changing' dan menilai perubahan ku lebih baik atau sangat buruk aku serahkan kepada Tuhan. Tapi sungguh untuk sesama manusia aku ingin menebar manfaat dan terasa memberi kenyamanan untuk semuanya. Berharap tidak ada yang terganggu, risih dan aku kembali berdosa besar.
Untuk masa lalu, mereka yang lalu, kenyataan yang lalu tidak aku lupa tidak pula ingin ku raih kembali sama sekali walaupun sekedar kita bertemu ku harap tidak. Aku berharap bertemu dengan masa dan suasana yang semantap-mantapnya bukan pada proses aku mencapai kenyataan kini dan kedepannya. Aku hanya akan membayar hutang-hutang pencapaian yang tertunda dan tak akan ku lakukan secara langsung pula. Jangan tanya mengapa, anggap saja itu cara ku.Tapi kukira, masa lalu sudah membuang aku begitu juga. Entah terlalu sayang atau terlalu jijik terhadap ku. Aku mendengar hembusan bisikan tentang ku, masih. Ah, jika masa lalu membaca ini pasti menilai aku terlalu percaya diri. Tapi sungguh jika itu pembicaraan kebaikan aku hanya seperti kenyataan yang dititipkan Tuhan, dan pula jika tentang keburukan ku itu hak mereka tidak berurusan dengan ku tapi berurusan dengan hatinya dan Tuhan.
Sungguh, perbincangan kalian tidak juga mempengaruhi kenyataan ku sekarang. Sebenarnya pula menulis ini pun bukan sebuah kecaman tapi saling mengingatkan,boleh kan? Kedua kali ku tanya ya,maaf deh biar lebih mahfum.
Karena sebuah masa lalu, mereka yang lalu adalah telah lalu. Aku sudah menamatkannya dan tak perlu ku khatami berkali-kali.
Hmm...penerimaan akan sesuatu, seseorang, atau apa pun yang mengharuskan kita menerima, memaksa kita menerima, atau hanya sekedar membuat kita menerima. Belajarlah menerima, karena menerima itu damai. Plong. Tidak usah lagi ribut dengan keadaan yang membuat orang tidak nyaman (untuk aku sendiri ya hati merasa nyaman saja tapi aku tergelitik dengan cara yang mereka yang lalu lakukan), apalagi menjadi kompor. Entahlah, sama-sama kita punya hati. Hidup pun terus berlangsung sesuai dengan keputusan masing-masing. Tak ada jalan hidup yang sama. Kalau ada silahkan ceritakan padaku.
Ketika masa lalu kita luas besar pula tantangan untuk masa kini nya. High risk high return!!!
Sekarang, aku hidup dikenyataan ini hanya ingin mendengar dan mempertimbangkan dukungan positif , kalau tentang cemoohan dan itu malah membuat aku down dan menghalangi proses pencapaian ku sekarang. Ya, I close the book :). Aku mendengar memang mereka yang patut aku dengar.
Untuk kesekian kalinya, belajar menerima itu membuat kita nyaman.
0 komentar