INTROVERT

Banyak teman ku mencap ku sok sibuk sekarang. Ya aku menabur sekarang barangkali nanti aku menuainya pula.

Besok aku harus kembali lagi ke jakarta dengan penerbangan pagi. Sesuai yang diatur dai tempat ku intership.

Ponsel ku berdering notifikasi pesan-pesan mu masih. Sebuah kejutan bagi ku kamu juga akan kembali ke tempat kerja mu besok dengan penebangan pagi dan maspakai yang sama. Aku bukan lagi sekedar tersenyum seperti biasa mendapat pesan-pesan mu kali ini aku kesenangan bukan main karena akan bertemu dengan mu dan menatap mata mu. Atau kita duduk dikursi yang bersebelahan. Aku disamping tentunya mata mu bisa kulihat lebih dekat. Khayalku seperti drama-drama korea saja.

Pagi- pagi aku sudah siap untuk menuju bandara. Sesuai dengan kesepakatan kita semalam untuk datang lebih cepat dari biasa waktu menunggu penerbangan agar kita punya banyak waktu untuk mengobrol lebih lama.
Diperjalanan kebandara ponsel ku berdering telpon masuk. Telpon dari mu, penuh tanda tanya dikepala. Kenapa menelpon bukankah biasanya lewat pesan-pesan saja. Jantung ku faktanya berdebar saat menjawab telpon mu. Dan aku akan mendengar suara mu stelah sauaramu dipertemuan pertama kita. Dan ini telpon pertama dari mu untuk ku.

Beberapa detik aku menenangkan diri ku dan bebicara kepada mu disebrang sana. Tentu nya kamu dalam perjalanan menuju bandara juga. Ya, suara mu tedengar.

Aku lemas, sering aku lemas oleh mu. Bukan salah mu, aku yang menanggap rasa. Kamu mengabarkan ku jadwal penerbangan kita berubah dan kamu memilih penerbangan lain untuk tetap beangkat pada jam pagi tidak seperti ku menhikuti jadwal dari maspakai. Kentara diakhir pembicaraan dotelpon suara ku kecewa. Kamu menenangkan ku seolah paham dengan mengatakan kalimat yang seketika aku bisa tersenyum ' sebentar lagi aku akan tiba disana dan kita masoh sempat mengobrol banyak' kata mu seolah.memahami isi hati ku. Itu harapanku. Kenyataannya kamu memang tipe laki-laki yang bersahabat.
Berarti aku  harus menjalani kebosanan dibandara ini juga kali ini. Seperti biasa aku membawa novel yang belum sempat ku baca.

aku tiba dibandara terlebih dulu dan menunggu mu di kursi pojokan luar.sebelah ku juga masih kosong ku letakkan tas ku biar nanti kamu bisa diduduk sini.
Ku akui daya ingat mu kuat, kamu masih mengenali ku dari kejauhan dengan.tas ransel hitam mu sama seperti ku. Kamu melambai tangan dari kejauhan, aku saja madih ragu itu kamu atau bukan. Tapi ketika jarak kita sudah.dekat aku sangat mengenal mu 'mata mu'. Ini kali kedua kita bertemu dari sekian percakapan kita melalui pesan-pesan kita via whatsapp.

Kamu masih mempesona dan lebih mempesona dengan kaos hitam yang mebentuk badan.mu yang bidang dan sneaker putihmu dengan tas ransel hitam. Aku blushing berada didepan ku saat ini. Tuan mata sipit, kamu mempesona bagi ku.
Kita bersalaman. Aku kikuk. Tuhan, jantung berdebar kencang kepala ku berpikir keras seperti apa aku harus memulai percakapan saat ini. Beda melalui pesan eksperesi ku tak bisa dilihat oleh lawan bicara ku dan waktu ku berpikir lebih luang dari pada bertemu lansung. Aku mempersilahkan mu duduk disebelah ku. Senyum mu ternyata tak kalah khas dari mata mu.
Kamu masih sibuj dengan ponsel mu kata mu masih menunggu temanmu yang membantu mu mendapatkan tiket penerbangan pagi dengan maspakai lainnya.

Teman mu datang, terimakasih tata krama yabg kamu unjukkan kepada ku hari ini kamu mengenalkan aku pada teman mu juga. Seperti biasa, kalau seorang laki- laki menenalkan teman perempuannya kepada temannya maka siap-siap reaksi dari temannya itu. Kadang kita di-cengin atau diciye-ciyein mungkin dia beranggapan aku adalah teman peremouan spesial mu. Teman mu berdehem agak keras, kamu mengatakan dengan nada yang menurut ku kikuk ' ini teman ku  bro'. Andai kamu mengatakan, ini calon ku bro, tuh.kan sempat-sempatnya aku.berkhayal agresif.

Selesai juga urusan mu dengan teman mu itu, kamu kembali kekursi disebelahku. Aku? Aku salah tingkah menggelikan disebrlahmu. Terkait aku juga bingung untuk memulai percakapan dengan mu. Dan kamu memang pintar memulai percakapan kita. Aku benar-benar an introvert level high deh. Lebih pandai menumpahkan kata-kata dalam tulisan daripada mengatakan langsung. Apalagi didepan seorang yang aku sukai, seperti dirimu. Obrolan kita mengalir dengan nyaman . Entah darimana ada saja yang jadi bahan obrolan kita. Sesekali aku melihat mata mu  debar jantungku berdebar. Suara mu terekam dalam dengung pendengaran ku. Suara yang khas dan hangat.

Beruntung teman ku yang kamu taksir nantinya akan lebih sering mendengar suara mu, karena kamu akan menelponnya sesering munkin dan kalian mrmbuat janji temu tentu akan menatap matamu. Kalian saling menatap. Buka aku dan kamu.

Suara pengumuman untuk penerbangan kamu sudah.diumumkan dan kamu harus.memasuki ruang tunggu. Sedangkan ku masih lama, akan aku isi dengan apa waktu hampir 3 jam.menunggu disini. Kamu berpamitan dan masuk keruang tunggu sebentar lagi.berangkat. Aku dari sini melihat punggung mu sampai tidak terlihat dan dipintu masuk kamu menoleh kepada ku dwngan senyuman khas mu dan mata mu yang membuat ku terpesona kepada mu. Seperti adegan difilm-film saja.

Tidak sedikit pun aku bosan dengan obrolan kita. Kamu memang pintar memulai percakapan dan aku mudah masuk dan me

Share:

0 komentar