Entah Pengkhianatan apa?
Sampai sekarang aku masih tidak mengerti tentang kami yang sudah tidak seperti teman apalagi sahabat. Tak ada percekcokan, tak ada adu mulut,dan tak ada acara penjelasan. Kami memilih diam dan pergi kemudian masing-masing saja. Terlihat seperti tidak pernah bersahabat karib.
Ntah lah? Tapi dari hati yang tulus aku menyayangi hal ini. Aku masih mengingat bagaimana sebentuk persahabatan kita dari persahabatan orangtua kita hingga kita, anak-anaknya pun bersahabat.
Masih aku ingat kala kita mengaji bersama dengan guru ngaji kita yang kita takuti setengah mati kalau-kalau tajwid kita tidak benar. Apalagi saat aku lagi flu kan susah tu untuk fasih suara jadi sengau itu kesempatan guru ngaji untuk mencak bijak kepada ku, dan kamu bersama teman lain bukan membantu malah cekikikan. Tapi hal-hal itu sampai kita khatam aku sangat rindu dengan suasana seperti. Mungkin hanya bisa jadi kenangan manis karena tak ada kemungkinan aku mengilanginya lagi. Masa lalu jangan kita ulangi lagi, semua berproses dan berubah.
Berubah juga dengan aku dan kamu sahabat, tak hanya di tempat kita mengaji kita sering bermain bersama. Ya aku sering kerumah mu, mainan mu banyak ketika itu dibeli oleh orangtuamu untuk mu. Kamu anak yang baik mengajak ku ikut bermain bersama mu. Kita saling bercerita dan tak lupa kita juga menulis mimpi-mimpi. Kamu juga bintang kelas kala itu.kita sama-sama anak sulung juga.
Kemudian jarak kembali menjauhkan kita kamu masuk sekolah asrama yang mana pulang kerumah hanya libur panjang. Bagaiman cara kita tetap berkomunikasi?. Masa itu belum jaman untuk handphone apalagi kamu memang tidak diperbolehkan membawa benda elektronik bentuk apapun.
Setiap kali orangtua mu mengunjungi mu aku ikut juga kemudian kalau gak ikut aku mengirimi mu surat. Kamu pun membalas surat ku diminggu orangtua mu mengunjungi kembali.
Hahaha...surat kita berisi curhatan kita masing-masing. Masih kusimpan surat-surat tersebut, walaupun beberapa sudah mulai menguning kertasnya. Kita keren berkirim surat, demi sahabat.
Kembali lagi kita semakin berjarak aku diasrama juga kamu masih diasrama juga, berbeda asrama dan sekolah ya. Aku menjadi jarang mengirimi mu surat dan waktu liburan lah kita menghabiskan waktu kita. Kita kepantai, kita ke kebun dan beberapa kali kita berdua nekat bertemu teman dekat mu, sekarang menjadi calon masa depan mu. Semoga berjodoh dan berbahagia ya.
Kita sama-sama sudah menjalani menggapai cita-cita kita, kembali kita ditempatkan Tuhan didaratan bumi yang sama, Jakarta. Kamu berkuliah dikeperawatan dan sekarang sudah resmi menjadi perawat. Congrats ya.
Tapi kita hanya pernah bertemu beberapa kali saja, entah beberapa tahun yang lalu. Awal-awal kita di Jakarta. Sekarang? Kita tidak lagi bertemu, berkomunikasi saja tidak. Aku masih menyimpan kontak lama mu. Tahun lalu sempat bertemu dijalan, ku pikir aku akan lama bercengkrama dengan mu tapi kamu buru- buru bersama teman mu. Kita hanya menyapa sekilas, bertanya kabar pun tidak. Dan kamu bilang kontak mu sudah berganti. Well, aku benar-benar tidak mempunyai kontak mu lagi sahabat.
Semua berubah, walaupun akau percaya everybody's changed pasti ada sebabnya dong. Tapi aku tidak tau sebab kamu menjauhi ku. Entah pengkhianatan apa yang terjadi diantara kita. Sebuah nama sahabat masih ku ingat diantara kita, sinta.
Kalau disini aku minta maaf, aku tidak bertanya langsung perihal apa kamu menjauh?
Sahabat mu dulu mungkin, sekarang? Kamu tetap masih sahabat ku. Ku pikir kita memiliki pilihan hidup tentang siapa yang harus berada dilingkaran kita. Terimaksih untuk selama mengenalku :)
0 komentar