Be Alone, needed!


Belakangan ini tulisan-tulisan ku terhubung dengan sesuatu yang manis.  Puji syukur, Tuhan selalu menghadirkan hal-hal manis ini.
Sore ini aku bermaksud menjenguk mentor ku yang seminggu lalu sempat dirawat di Rumah Sakit terkena demam berdarah. Aku baru sempat sekarang, Alhamdulillah sudah dalam masa pemulihan. Aku menggunakan Go-jek untuk kesana agar mudah masuk ke perumahan tempat beliau tinggal.

Aku membawa kue vanilla winner  buatan ku sendiri, untuk kali kedua aku membikin kue ini. Pertama kali aku membikin untuk kelas memasak dipanti bulan lalu.awalnya aku ragu untuk bereksperimen untuk kue ini karena aku biasanya hanya membikin kue yang tidak terlalu jelimet seperti ini.Alhasil, menakjubkan kue yang ku bikin tak kalah enak dari vanilla winner disebuah pattisiere terkenal di Jakarta, ceilerh.hehe

Aku tidak membuat janji, biasanya untuk bertemu beliau harus membuat janji terlebih dahulu. Tapi kali ini ku pikir beliau masa pemulihan tentu belum kemana-mana. Tiba didepan rumahnya ku lihat mobilnya terparkir digarasi luar. Tentu beliau berada dirumah.
Aku memencet bel kemudian mbak yang bekerja dengan beliau keluar, dia sudah kenal aku juga. "Bunda ada mbak?" Tanya ku turut mengekor beliau masuk kedalam. "Ada kok,silahkan masuk", aku dipersila masuk dengan ramah.

"Assalammualaikum,bunda apa kabar?"  Aku bersalaman dan memeluk beliau. Beliau lagi menonton tv beristirahat penuh memang masa pemulihan.
"Alhamdulillah, bunda baik-baik saja. Kamu bagaimana aktivitasnya? Jaga kesehatan jangan sampai ambruk seperti bunda ya." Aku mengangguk dan menyerahkan bawaan ku kepada beliau, semoga bunda menyukai bikinan ku kali ini harap ku dalam hati.

"Wah, terimaksih banyak ya Julie. Sepertinya enak ni bikin sendiri ya?" Tanya bunda kepada serambi mulai mencicip vanilla winner buatan ku. Mbak e memang tanggap saat aku membuka kotak tadi langsung mengambil piring dan sendok untuk bunda tak perlu dipinta lagi.

"Hmm...enak, bunda pernah membeli kue ini ketika ulangtahun alm Bapak 5 tahun yang lalu di Singapura. Pas itu Bunda lagi ada dinas di Singapura dan sore nya bunda balik ke jakarta tepat ultahnya bapak". Cerita bunda kepada ku.
Ya, suami bunda yang akrab aku panggil Bapak adalah seorang gubernur provinsi dimana aku dilahir kan,dibesarkan dan tumbuh. Sudah 3 tahun beliau meninggalkan bunda dan kami.mereka berdua adalah mentor terbijak yang ku temui dan sudah ku anggap seperti orangtua ku sendiri. Bukan karena jabatan tetapi karakter dan wawasan mereka luarbiasa luas dan bersahabat.

"O ya bunda", tanggap ku. Ku lihat bunda seperti merenung sebentar setelah itu kami banyak mengobrol,diskusi terlebih aku banyak curhat.hehe
Tapi bukan semata curhat tentang kisah cinta ku saja tapi mulai dari aktivitas,kesibukan, dan rencana hidup kedepannya.

Dari sekian yang aku curhati, bunda memberi ku sebuah quote " we need to be lonely" artinya kita butuh waktu untuk sendiri bukan merutuki kesendirian. Bisa kalian tebak bearti curhatan ku kali ini tentang gagalnya perasaan ku menanggapi rasa-rasa yang sempat ku rawat selama setahun belakang. Aku sempat patah hati. Baik perasaan ku kepada keluarga terdekat, seseorang dia yang sempat menjadi bahan-bahan cerita ku setiap hari, dan sahabat-sahabat baik ku.  Aku butuh untuk menjadi sendiri, barangkali nanti aku dipertemukan lagi. Baik mereka yang kemarin atau orang baru yang sama sekali aku belum kenal. Begitu pun beliau, bunda sosok wanita yang berani dan mandiri. Baik didunia politiknya dan bisnis yang beliau jalani.

Setelah obrolan panjang kami, aku merasa lega dengan meluapkan perasaan-perasaan ku dengan curhat pada beliau. Benar juga, pernah juga aku curhat pada Ibu ku. Jika memang kita lagi ruwet atau banyak trouble yang kita butuhkan orang yang mendengarkan keluhan kita, kalau tidak ada yang mendengarkan kita maka kita cukup dengan sendiri saja tanpa oranglain,kita selalu bersama Tuhan. Biar Tuhan saja yang menemani kita hingga memeluk kita. Karena diantara kita hanya bisa melihat,mendengar,menyarankan dan belum tentu menerima semua keluhan-keluhan kita. Barangkali hanya hanya rasa 'gak enak' saja didepan kita. Itu manusia. Makanya yang pengertian itu terletak pada Nya.

Tak berasa sudah Ashar, aku pun pamit dan mendoakan beliau agar sehat selalu dan aku juga memohon agar beliau turut mendoakan ku menjadi wanita yang berani,mandir dan sukses. Beliau pun mengamini. Doa adalah penutup dari setiap pertemuan kami. Terimaksih Bunda, my best mentor. Puji syukur kepada Tuhan selalu dipertemukan dengan orang-orang hebat. Ya, hari libur yang manis hari ini. Happy on your weekend.

Share:

0 komentar