Insiden Pengeboman di Sarinah (15 Januari 2016)
Belum basi dong ya kalo kita
mengingat kejadian beberapa hari yang lalu yang sangat mencekam terjadi di
Jakarta. Dan setelah itu ramai dengan tagar #PrayforJakarta kemudian selang beberapa
jam bertambah lagi #BRAVEINDONESIA, #KAMITIDAKTAKUT. Ya, kejadian yang mencekamkan tepat di
Jantung Ibu Kota, insiden pengeboman oleh teroris dan baku tembak dengan aparat,
di Sarinah. Kejadian ini membuat sekitaran tempat kejadian menjadi lumpuh,
banyak aktivitas-aktivitas yang
terhenti.
Sarinah menjadi sasarannya,
menurut saya karena tepat sekali itu Jantungnya Ibu kota sehingga disitu lumpuh
bakal membuat semua Jakarta akan lumpuh juga. Kemudian tentang tujuan teroris, target people nya kebanyakan disana,
karena tamu, pekerja atau yang
berkunjung disana kebanyakan orang-orang luar negri.
Dengan terhentinya aktivitas
disekitar tempat kejadian, aktivitas saya juga terhenti hari itu. Hari itu jam
11.30 WI saya memunyai janji dengan klien saya di Panglima Polim, karena tidak
terburu-buru saya memilih berangkat dari kantor dengan transportasi umum menuju
Panglima Polim, yakni transJakarta. Jam 10.15 WIB pun saya berangkat dengan
estimasi tiba disana jam 11.15, satu jam cukup untuk kesana karena prediksi
tidak macet untuk jam itu. Ya, benar sekali jalanan normal, saya transit di
halte Harmoni menuju Blok M. suasana masih biasa belum ada kabar apaapun yang
saya dapatkan dari notifikasi smartphone
saya. Saya sudah berada di transjakarta menuju BlokM, dan tiba-tiba di halte BI
(Bank Indonesia) ramai suara sirine mobil polisi dan jalanan sepi yang
melintas, dan pengumuman dari sopir tarnsJakarta yang saya tumpangi, bahwa jalan
menuju Blok M ditutup, bagi yang mau melanjutkan perjalanan kesana harap
melewati jalan lain, transjakarta beroperasi sampai di halte BI dan putar balik
ke Harmoni. Semua penumpang bertanya-tanya apa yang terjadi, kemudian kami
memilih keluar dari dalam transJakarta, memikirkan jalan mana yang bisa kesana
apakah naik taksi atau Go-jek. Ramai penumpang lain juga disana. Masih bertanya
–tanya apa yang terjadi. Dari halte BI kami melihat asap disekitaran Sarinah,
oh iya halte BI adalah satu halte sebelum halte sarinah, jadi dekat sekali
hanya beberapa meter saja.
Kami melihat polisi banyak yang
tiarap dan ada yang luka-luka. Jalanan sudah sepi. Kemudian ada petugas
menghimbau kepada kami semua yang
terjebak di halte BI tersebut untuk mengambil putar balik ke Harmoni karena
jalanan disekitar itu sudah di netralkan, sudah sepi, gak boleh ada yang lewat
karena ada pengeboman dan baku tembak dengan aparat. Semua penumpang terkejut
dan panik, langsung memilih putar arah belum sempat kami masuk ke transJakarta
suara ledakan yang ke-5 (katanya) meledak, dan bagi saya yang baru kali ini
mendengar dan melihat pengebomam secara langsung, satu kata PANIK dan ingat
mati (Ya Allah, sungguh lindungi kami semua). Semua penumpang sudah menuju
Harmoni kembali, ketika di halte Museum Monas terdengar kembali bunyi ledakan
(ke-6). Nah, baru lah ramai somced, berita
online tentang ini. Sangat cepat
juga, berbagai video dan foto-foto kejadian tersebut diunggah di social media
atau portal berita online.
Sampai di halte harmoni, saya
memilih untuk tetap datang ke Panglima Polim dengan rute arah Grogol-Benhil-Blok
M. Naiklah saya kearah halte Grogol, smartphone
saya banyak notifikasi banyak himbauan, banyak berita-berita terbaru tentang
kejadian tersebut. Sampai di halte Slipi, katanya ada juga penyebaran
terorisnya didaerah Slipi, sirine mobil polisi, gegana pun ramai di Slipi, saya
juga deg-degan juga ni, dan didalam transJakarta juga ramai diperbincangkan
penumpang dan pada panik juga. Tiba juga di halte Benhil, Semanggi dan katanya
juga disekitaran semanggi ada juga penyebaran terorisnya. Bermaksud mau
transit di halte Benhil ini, penumpang
yang lain panik nya setengah mati katanya ada penyebaran disekitaran semanggi
lebih baik menghindari dulu daerah Semanggi dan sekitarnya. Dan tempat tujuan
saya Panglima Polim lumayan dekat dari sini. Disitu pula mendapat telepon dari
klien saya, janji temu (meeting) hari
ini dibatalkan karena kejadian mencekamkan ini. Well, saya menghembus nafas panjang, sudah sekian perjalanan hari
itu dan akhirnya batal janji temu, kepanikan demi kepanikan yang ada, ah sudah
lah, dari Semanggi saya memilih Transjakarta menuju TG.Priuk dan langsung balik
kantor.
Sampai di kantor, mendapatkan
pengumuman untu seluruh karyawan dair kantor kami, untuk jam kerja hari tiu sampai jam 15.00 WIB dan
kantor harus sudah kosong di jam tersebut. Yeeeey, pulang cepat, itu ekspresi
jadi anak sekolahan kalo guru ada rapat dan waktu pulangnya dipercepat. Tapi
tidak dengan saya, sungguh hari itu janji temu saya gagal, laporan ,menumpuk
dan itu pertanda di-weekend saya harus lembur tentunya itu hal yang paling menyebalkan.
Weekend shoudl be free on job, weekend is
time to do Hobby :D
Kejadian hari tu sangat
mencekamkan, sungguh. Namun, saya menanggapi beberapa hal tentang insiden
pengeboman tersebut. Dari sisi social
media dan kecepatan teknologi ini berita yang beredar pun cepat, hal ini
sangat baik namun ada juga yang tidak bijak dalam menyebarkan berita-berita ini
sehingga memberikan kepanikan yang berlebihan kepada masyarakat.
Hari ini, Jakarta sudah kembali
normal tidak ada lagi #PrayforJakarta tapi #Prayfor You yang weekendnya gak
ngapa-ngapain dan tidak memanfaatkan
untuk hal-hal positif, hehehe
Semoga Indonesia AMAN selalu J
0 komentar