Ketika Sahabat jadi Cinta



 “When you see the distance, feels has difficult” persahabatan ini berjarak yang cukup jauh,dengan terbentang laut entah berapa mil jauhnya, dan rimba yang hijau entah berapa luasnya. Ah, lebay!!
Dari perkenalan yang tidak sengaja, kemudian meninggalkan jejak kemisteriusan, penjajakan rasa, kemudian rasa khilaf ku sempat jatuh cinta kepadanya dan mengumpulkan keberanian mengungkapkannya dan berakhirlah sampai sekarang kami bersahabat.

“Try it better, than you off it never knows what the feels”

sebuah kalimat yang pernah aku sampaikan kepadanya ketika menyemangati dia menyatakan dan mempertahankan rasa sukanya terhadap seorang temanku diawal pertemuan kami, kami sudah jauh bercerita akan hidup masing-masing. Entah kepercayaan tingkat apa sehingga kami saling bercerita sangat jauh dalam perkenalan yang bukan hitung bertahun-tahun dan bertatap muka setiap minggunya. Tapi semua itu terjalin komunikasi kami karena kecanggihan teknologi, via socmed. Nah sebaliknya ketika aku yang merasa jatuh cinta kepada dia, sendiri  pun mengatakan hal yang sama dengan kalimat ampuh ku tadi. Dengan kalimat tersebutlah kami masih berhubungan sahabat sampai sekarang. Yang kata orang  pendewasaan ini lah mungkin yang sedang kami kami jalani. Sebuah persaan itu tidak memandang logika bagaimana kami saling berkomunikasi, bagaimana kami selalu bercerita hidup masing yang sudah bisa dikatakan ada hal-hal yang hanya bisa saya ceritakan kepada dia, setelah bercerita kepada Tuhan. Tidak kepada keluarga, teman kantor apalagi teman-teman  lainnya. begitu pun dia. Sebuah perasaan yang kami nyatakan tentang itu jatuh cinta, kemudian menyayangi hanya pilhan hati bukan karena tidak enak hati untuk mengungkapkan apalagi menolak. Kami berdamai dengan kegengsian-kegengsian yang selama ini bikin banyak orang menahan rasa kemudian membuat drama-drama hati sendiri, mendiamkan diri kemudian membusuk lah menjadi penghindaran tanpa tau sebabnya.

Dia tidak mempunyai perasaan jatuh cinta kepada ku, sebaliknya aku terperangkap jatuh cinta kepadanya. Namun sampai kapan kami berada diperasaan masing-masing yang tak menyatu? Sampai kami memutuskan untu kberdamai saja dengan hati masing-masing, menerima realita perasaan Karena menghadapi manusia kami menggunakan persaan, hal ini bukan masalah jadi tak pakai logika. disaat aku yang jatuh cinta, mungkin dia belum memaknai perasaan tersebut. Tak mustahil suatu saat nanti dia pula yang jatuh cinta (ini dia yang bilang lo). Begitu hal keduniaan yang selalu ada selalu ada keberbalikan, kata kitanya kadang diatas kadang dibawah.

Kami bertumbuh dilingkungan yang sempat sama, sehingga terkadang ideologi-ideologi yang sempat terbentuk dilingkungan tersebut pula yang menyambung ceita-cerita kami. Jarang, aku mendengar cerita seorang perempuan dan laki-laki bersahabat tidak terjebak dalam perasaan. Mungkin ada, atau barangkali tidak berani juga mengungkapnya, saling berdiam, mengkode atau menguburkan sampai tidak terlihat, menghapus sehilangnya dan rapih tinggallah penyesalan saat nanti bercerita.

Sahabat jadi cinta sebuah hal yang chaos untuk dibenarkan dan diakui. Tapi apa salahnya. Sama-sama manusia. Terbentuk rasa dari hati juga. Tapi rasa pun harus bersambut jangan memaksa. Kami memahami ini. Ya, bukan menyalahkan rasa, bahkan menyalahkan waktu. Tidak. Ini ujian bagaimana sahabat yang itu terangkai bukan seperti persahabatan yang kita gambarkan atau pula kita jalani saat dibangku sekolah dulu. Itu bagi ku hanya alibi pertemanan yang ingin terlihat erat sehingga istilah persahabatan kita bawa-bawa. Ketika dalam pertemanan tersebut muncul rasa cinta maka tunggulah waktu untuk memilih antara persahabatn atau cinta. Pada akhirnya pun akan berakhir, tidak lagi persahabatan dan cinta pun hilang, yang ada oh itu sahabat ku dulu, oh itu mantan ku dulu. Sebuah kekanakan yang ada dalam dunia ini. Tapi, kami berdua ngin itu tidak terjadi diantara kami. Sekarang, masing-masing hati kami membuka diri untu rasa yang natural datang dari karunia Tuhan. Kami tidak tau apakah rasa itu masih disembunyikan diantara kami atau dilain tempat dan waktu sudah ada yang lain menyembunyikan dan menunggunya. Karena saat ini kami masih berkutat dengan kesendirian masing-masing dan bercerita melalui persahabatan kami. So, friendship is about you all good but  giving  meaningfull to others.



Tags:

Share:

0 komentar