Trust Your Guts


“Sesungguhnya hati berada ditangan Allah’azza wa jalla, Allah yang membolak-balikkannya.”(HR.  Ahmad 3/257)

Sebelum dan sesudah miss Julie mau meminta maaf ya teman-teman , kemarin-kemarin tulisannya berisi kegalauan yang berlebihan. Tapi, cukup itu tidak akan berkelanjutan. Semoga ya, Aamiin.

Desember, terasa sih sudah dipenghujung tahun lagi. Tapi, pencapaian belum sampai pada target so, what should we do? Buka lagi wishlists, conteng yang sudah tercapai, bergembiralah dan bersyukur  jika terconteng semua tanda tercapai. Dan sama halnya juga, harus tetap bergembira dan bersyukur untuk yang belum terconteng, bearti masih diberi kesempatan untuk wishlists tahun 2016 lebih maksimal.

Harusnya saya, saya sudah memakai toga Sarjana Teknik, harusnya saya sudah di Jerman sana dan faktanya saya masih disini (Indonesia) dan belum juga memakai toga tersebut. Sedih? Saya kira tidak pantas juga saya sedih, bukan sebuah kegagalan yang saya alami namun pilihan dan mengambil keputusan pelajaran terhebat yang saya lalui dalam fase hidup saya.

Seperti pepatah, “banyak jalan menuju Roma”, lantas , apa yang patut saya ratapi?

Lalu saya menyadari sebuah fakta yang sangat mengenaskan dan juga menggelikan : bahwa mungkin, saya harus akui, saya hanya ingin menajdi yang terlihat, terdengar wow lulusan luar negri. Sepertinya , itu bukanlah suatu hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang berusia 23 tahun seperti saya, yang mungkin belum menjadi dewasa tetapi sudah bukan anak kecil lagi. Pernah dikutip  Alanda dalam bukunya travel young.
“people need to be made more aware of the need to work at learning how to live because life is so quick and sometimes it goes away t quickly –Andy Warltol
Disini  saya sudah sempat bercerita sedikit tentang  Sahabat yang baru saya saya akhir akhir tahun 2014. Ya dia adalah tri syafutra, kami sering berdiskusi  bukan sekedar chatting ria bercerita pengalaman masing-masing. Namun banyak hal, tentang pemikiran realitas, pandangan hidup ( sungguh berbeda jauh), tentang keberanian mengambil keputusan dan menghadap resiko( dia tidak jarang mengambil zona aman). Ketika kita beranjak dewasa, akan ada banyak pilihan didalam hidup yang harus kita buat. Baik mengenai karier dan pekerjaan, cinta dan keluarga maupun hal-hal lain yang kan mengubah hidup kita selamanya.

Sering kali kita tidak bisa mengukur manfaat dan akibat yang mungkin kita peroleh ketika kita merencanakn sesuatu. Namun, keputusan tetap hars kita ambil dan jalani. Sesulit apapun itu—beserta resiko yang membayangi dibelakangnya.

Saya banyak belajar bahwa setiap keputusan dan resiko yang kita ambil, bisa memiliki hasil yang berbeda-beda baik yang bersifat negative  atau pun mengambil keputusan yang tepat.

So, heyy.. trust your guts. Sebab , jika kita tidak berani mengambil resiko, mungkin sampai kapanpun kita tidak pernah berani mengambil keputusan-keputusan yang memiliki pengaruh besar terhadap hidup kita. Mungkin hidup kita hanya akan bearada disatu tittik yang stagnan tidak jadi lebih buruk tapi juga tidak jadi lebih baik. Jadi pilihan mana yang berani diambil?  

Saya memilih tidak berangkat ke Jerman untuk tahun ini dan memilih bekerja di Indonesia.

p.s: jangan penasaran alasannya untuk saat ini, dan akan terjawab tahun depan (semoga) :)



Share:

0 komentar