Tasmiyah, Inspirasi dari Pinggir Kota Pare-pare

Heyy..selamat weekend untuk minggu kedua di Bulan desember tahun ini (2015) semuanya…

Salama ceria sedikit basah-basah di bulan Hujan kali ini (kasih senyum tulus kita semua agar #JanganLupaBahagia).

Kali ini saya akan bercerita dengan menarik inspirasi dari teman yan baru hari ini saya kenali. Kami bertemu di sebuah kegiatan yang mana status saya dikegiatan ini adalah penyusup, hehe..okay, bukan penyusup bagaimana ya tapi saya datang bukan undangan resmi dari pihak yang bersangkutan tetapi hanya menemani bibi ku untuk mengikuti kegiatan mereka. Oke..penyusup untuk mu Miss Julie..ppfft.

Oh iya, fokus,,saya bercerita tentang teman baru ku yang ku sebut tadi…

Tasmiyah, namanya berasal dari Pare-pare  yang ku tau Pare-pare itu di Sulewesi dan tempat lahirnya Pak BJ Habibie karena saya sangat ngefans dengan beliau jadi sedikit tau tentang biografinya.. siapa sih yang gak kepo dengan beliau.hehe

Ya, Tasmiyah dari pare-pare ke Jakarta untuk menghadiri undangan dari Panitia penerima dan penyerahan beasiswa bagi guru pondok pesantren di Indonesia, tentunya dia salah satu  yang berhasil lolos seleksi sebagai penerima ya. Keren kan dapat beasiswa? Selamat ya Tasmiyah.

Di pare-parenya dia tidak tinggal ditengah kotanya, melainkan untuk kekota pare-pare harus menempuh tiga jam perjalanan darat dan sama halnya dari rumahnya pun kebandara harus tiga jam juga. Jadi, tasmiyah tinggal dipinggir kota pare-pare, masih desa dalam dan mereka bersawah dan berkebun.

Disini yang menarik dari perkenalan dan pertemuan saya dengan Tasmiyah ini adalah dia melakukan perjalanan, pengalaman, merasakan untuk kali pertamanya ke Jakarta seorang diri, naik pesawat, dan menginap di Hotel. Nah, hal ini menyentuh saya dan mengingat kembali yang saya rasakan juga dulu untuk pertama kalinya seperti dia.

Bukan saya melihat dia kok baru pertama kali atau udik atau saya meremehkannya. TIDAK. Tapi bagaiaman perjuangannya, luarbiasa. Menginspirasi.

Dia mendapat beasiswa dari Kemendag untuk menyelesaikan kuliahnya. Salah satu dari 20 mahaisswa yang menerima beasiswa tersebut. Kerenkan. Jauh dari desa dipinggir kota Pare-pare ke Jakarta untuk menghadiri penyerahan beasiswa itu. Dia yang sekarang semester tujuh, sebentar lagi selesai  jika lancar untuk tugas akhirnya. Semoga cepat selesai dan dilancarkan tasmiyah. Semangatnya luar biasa, disana dia anak bungsu dari empat bersaudara, orangtuanya bersawah. Paginya iya mengabdi disalah satu pondok pesantren didesanya, kemudian siangnya dia kuliah.

Dipertemuan kami ini, iya bercerita disana alat-alat elektronik mahal, dan masih polos juga untuk pergaulan-pergaulan, gedung-gedung tinggi pun tidak banyak. Bisa jadi hanya tiga lantai saja yang ada. Bahasa tasmiyah masih kental dengan bahasa pare-pare.

kita sudah makan kah?” (kamu sudah makan belum?)
Oh iya, selesai kegiatan ini iya juga akan menjelajah Jakarta, yang ingin dia lihat adalah MONAS. Oh ya, kegiatan penyerahan ini di serpong di Hotel soll marina. Tasmiyah, tidak begitu pendiam juga dan rajin bertanya. Bagi yang baru pengalaman pertamanya untuk perjalanan-perjalanannya tentu punya cerita sendiri, ya dari Tasmiyah dia punya prinsip percaya diri, berani dan yakin. Untuk mendapatkan beasiswa tersebut juga dia sangat gigih dengan melengkapi seluruh persyaratannya dan rajin untuk bertanya kepada panitia untuk perkembangannya.

Nah, di weekend yang sedikit mendun dengan keberkahan gerimis ini, miss Julie mengumpul inspirasi dan menebarnya untuk kita semua agar terus bersemangat menjalani hidup dan terus berusaha menggapai mimpi-mimpi kita. Karena alas an kegagalan itu bukanlah tentang keadaan alam, eknomi, atau status tetapi diri kita sendiri. How you do your best for your life?.

So, Tasmiyah member inspirasi untuk saya hari ini dan semoga terus menginspirasi untuk kedepannya. Kita semuaua pun begitu.


Share:

0 komentar