Kado Natal yang Indah, Alhamdulillah
Sepenggal cerita dari saya utuk
teman semua semua sempat membaca ini….
Berawal dari pertemuan yang gak
disengaja di perpustakaan Freedom publik
didaerah Jl. Proklamasi, Jakarta Pusat beberapa bulan yang lalu saya sering sekedar
membaca novel yang dituliskan Dee disana karena serinya lengkap. Saya juga
pernah menghadiri kajian-kajian
perpustakaan ini dan barulah saya tau kalau perpustakaan ini cetusan
tokoh Jaringan Islam Liberal. Ya, saya memanfaatkan perpustakaannya untuk saya
mebaca novel-novel bukan ikut-ikutan dalam doktrin mereka. Alhamdulillah
tidak. Keep calm and carry on.
Sore-sore itu saya berkenalan dengan
Mahasiswa pascasarjana Rafless College
Jakarta, dia juga hanya untuk sekedar membaca dan ngadem kebetulan sedang
menunggu temannya yang janji akan bertemu dengannya sehabis magrib di Metropole
dekat dari situ. Kami pun berkenalan dan memulai obrolan ringan dengan nya.
Jadilah, saya akrab memanggilnya
Dezen yang nama lengkapnya Dezen Joseph Tan. Wah, kami seperti sudah lama
bersahabat ya dipertemuan kali pertama ini. Karena masing-masing dari kami
harus beranjak dari perpustakan tersebut kami bertukar kontak dan email.
Beberapa minggu kemudian dia
menghubungi saya via email, dia bertanya aktivitas saya dan sebaliknya dia juga
bercerita tentang aktivitas-aktivitasnya.
Asyik aja bercerita via email panjang lebar seperti jaman surat dulu,
hihihi. Dia bukan tipe orang yang suka dengan berbagai socmed, hanya aktif di
email dan nomor telepon saja. Mungkin juga karena lagi sibuk tesis jadinya
apa-apa curhat kedosennya via email hehe.
Dezen keturunan china Jakarta
(mama) dan China Singapura (Papa), lahir dan besar di Jakarta. Lulusan dari
National Univeristy of Singapore dan sempat bekerja di perusahaan benefit
disana. Dan pada awal tahun 2014 memutuskan untuk membantu diperusahaan
keluarganya di Jakarta dan Surabaya sambil menyelesaikan pascasarjana di INTI
College Jakarta. Dezen beragama Kristen dan aktif dikegiatan-kegiatan
gerejanya.
Hmm..Dezen pribadi yang humble, lumayan cakep kata saya si (
mirip-mirip setengah Joen Seuk, wkwk), pintar, berteman tanpa pilh kasih. Dan
kami bersahabat, jika tidak janji temu karena kesibukan masing-masing kami
menyempatkan diri berkirim email saja. Nah, itu berjalan sebelum tiga bulan belakanagan
ini dan apa yang terjadi dalam pertemana kami dalam tiga bulan ini??
Tradaaa..tredeeeeng…
Hoho pasti ada yang menebak kami
pacaran atau berantem tidak berteman lagi, gak la ya kami masih bersahabat. Di tinggal didaerah Sunter yang tidak jauh dari
kostan saya juga. Agustus kemarin dia sudah menyelesaikan pendidikan
pascasarjananya. Sehingga kesibukan sehari-harinya focus di perusahaan
keluarganya di Jakarta terkadang juga dia ke Surabaya. Tentunya kesibukan kami
berbeda, oleh karena itu kami arang bertemu dan hanya via bbm dan email untuk
berkomunikasi. Dia masih mengirim saya
email dengan menceritakan aktivitas-aktivitasnya, terkadang juga curhat
upss:D. ya sesungguhnya Dezen jomblo lo,
buka kartu ya hehehe katanya, dia percaya Tuhan akan menganugrahkan wanita
terbaik dan waktu yang tepat untuknya ( sok bijak dank at dalam menghadapi
ke-jomblo-annya selama 24 tahun) keceplosan ya Dezen, sorry.hehee
Nah, pada suatu malam (CMIWW….)
dia mengirimkan saya email ( dia bbm terlebih dahulu biar saya buka email)
ternyata emailnya menanyakan saya bagaimana cerita saya sebagai seorang muslim?? Oke!! Saya langsung saja bercerita
bagaimana menajdi muslim, kehidupan seorang muslim yang saya yakini sekarang
sederhana yang saya punya wawasan dan amalan juga. Kemudian saya juga meminta
dia untuk menceritakan bagaimaan dia dalam keyainannya trehadapa Kristen?sama,
dia juga bercerita.
Seminggu kemudian dia mengajak
saya untuk ikut kegiatan gerejanya. Saya menolak dengan halus namun dia eminta
saya sebentar saja. Dalam benak saya wah ini orang mau mnegkristenkan saya atau
apa sih, saya jadi panic. Saya memberanikan diri untuk mengiyakan entah alsan
apa yang emmepengaruhi saya karena setelah kegiatan tersebut kami janji akan kegramedia.
Saya dijemput oleh dia, kali pertama
saya mengikuti kegiatan dilingkungan gereja. Mereka bernyanyi ria, katanya itu
pujian kepada Tuhannya. Saya tidak paham juga dan sedikit menikmati suara merdu
mereka. Mereka sangat hikmad begitu juga dengan Dezen.
Setelah itu kami ke Gramedia
sekedar melihat buku-buku terbaru dan makan di pinggiran jalan, mengobrol
ringan , tidak ada yang dibahs dana anlisa secara serius, sudah agak sore dia
pun mengantar saya pulang kekostan yang juga searah dengan rumahnya.
Nah, minggu berikutnya dia
mengajak saya untuk ikut acara keluarga dirumahnya. Awalnya saya katakan kedia
saya sudah punya janji pengajian di Mesjid Cut Mutia, Menteng. Karena acara
dirumahnya pagi dan pengajian saya sore jadi tidak ada alasan saya untuk
menolak. Lagi, saya mengiyakan ajakannya.
Acara keluarganay berlangsung lancer dan saya mulai akrab dengan
keluarganya, mama, papa dan dua adik nya. Setelah itu saya berpamitan pulang
dan kami langsung ke Mesjid Cut Mutia. Saya panik lagi ni, hokum orang nonis masuk
mesjid bagaimana dalam islam? Kemudian dalam diam saya berdoa “ Ya Rabb, izinkanlah dia masuk kemesjid
ini dan ketuk hatinya agar dia meyakini Mu”. Aamiin. Dia ikut masuk dan
karena perempuan dan laki-laki pisah tempat. Saya bilang kedia, bilang saja kamu
mualaf atau memang muslim jika ada yang bertanya nanti. Dia hanya mengiyakan.
Pengajian pun selesai, sempat didalam mobil kami mengobrol tentang apa yang
dibahas di pengajian tadi, yakni Makrifatullah.
Tentang bagaimana keajaiban-ajaiban Allah.
Menjelang tanggal 25 Desember ,
dia mengirim pesan via bbm mnegundang saya untuk menghadiri perayaan natal .
sedangkan dalam islam mengucapkannya pun tidak diperbolehkan apalagi turut
dalam perayaan. Saya belum membalas pesannya. Jika saya mengiyakan bertambah
dosa, sudah penuh dosa ditambah lagi, parah kan. Saya pun menolak dengan
sehalus-halusnya, dengan alasan karena ada kegiatan kantor yang tidak bisa
ditinggalkan.
Saya bergumam, nih orang kenapa
sih kalo kegiatan agama dia ajak-ajak mulu? Siapa gue (baper,hehe)? Atau ada
apa sih maksudnya? Itu pertanyaaan yang ada dibenak saya. Saya pun sudah
menolak via BBM, namun hanya dibaca sama dia dan tidak dibalas apapun.
Besok siangnya tanggal 24
Desember 2015, ting bunyi notifikasi pesan bbm diponsel saya. Ya satu pesan
dari Dezen.
“ Heii Miss Julie, gue tau lo gak mau datang karena dalam islam gak dibolehin dan itu dosa besar ya :D. tapi, bisa gak lo datang, lo meyakinkan gue islam itu lebihnyata dari pada apa yang gue yakini sekarang??”
Say baca, dan bertambah bingung
kok bias dia BBM seperti itu. Kebetulan dia BBM tadi saya baru mau wudhu untuk
sholat ashar. Selesai sholat ashar saya berdoa kepada Allah, “Ya Rabb dengan mengiyakan undangan teman
hamba ini tidak bertambah dosa hamba dan berikan karunia Mu dengan kedatangan
hamba kesana” Aamiin.
Selesai berdoa, saya begitu
mantap untuk mengiyakan undangannya. Ya saya membalas pesan BBMnya dan
mengiyakan undangannya.
Saya pun datang ke perayaan natal
keluarga DEzen disebuah gereja di Hotel Megah di Sunter. Saya masuk bersama
dengan Dezen dan keluarganya. Dan jemaat sudah ramai datang dan menduduki kursi
yang sudah disediakan pelayan sebegitu rapinya.
Saya duduk manis memperhatikan saja yang mereka lakukan, ada penanyangan
cerita Yesus, ada perform dari pelayan gereja sebuah drama teater juga,
cantik-cantik peri-perinya. Semua jemaat yang disana begitu hikmad. Saya menoleh
ke Dezen terlihat dezen seperti menonton film biasa tidak sehikmad yang lain
ataupun ketika dia beribadah di gereja tempo lalu.
Beberapa rangkaian ibadah pun
sudah dilaksanakan tibalah ke ibadah inti natal yakni doa berkat. Semua jemaat
diberikan lilin LED yang menerangi seluruh ruangan dengan berkelip indah. Warna
warni pula. Saya pun memegang juga. Nah, doa berkat pun dimulai, senyap hanya
pendeta yng didepan yang mempin doa terdengar suaranya. Para jemaaat menunduk
dan sangat hikmad. Kemudian tiba-tiba dezen membuka percakapan, saya bingung
dong yang lain tidak bersuara sama sekali.
Entah keajaiban apa yang
diberikan Allah kepada pendengaran saya saat itu dezen membuka percakapan,
“ Julie lo tau gak gue selalu kosong setiap dalam ibadah, gak ada keyakinan dalam ibadah gue ini, gue hanya menemukan diri gue menyanyian pujian-pujian karena itu un hobi gue nyanyai, doa berkat tak ada yang mnyentuh hati gue, dan lo baca juga kan bagaimana sejarah yesus tadi dalam perform mereka, lu tau gue nyaman itu ketika ngedenger adzan .seperti yang gue BBM kemaren darimana lo bias ngeyakinkan gue kalo islam itu bias ikin gue nyaman? (panjang, gue cuam ngedengerin)
Nah, saya yang bukan seorang
ustazah ataupun anak pesanter yang jago agamanya, saya diam dan cengok dengan
apa yang dibilang dan ditanya oleh dezen. Malah sempat melamun apa yang mau
dijawab, sampai dezen melambai-lambai tangannya depan wajah saya.
Ya, lo kan udah S2 masa’ gak bisa analisa mana yang paling baik. Analisa
saja sendiri bagaimana hubungan Yesus
sebenarnya dan Allah (yang Islam sembah), jawab saya sekenanya saja. Dia sebenarnya tidak puas sama sekali dengan
jawaban saya saat itu, tapi acara terseut selesai kami keluar Ballroom terseut
dan menuju prasmanan yang sudah siap.
Oh iya keluarganya dezen sangat
ramah, dan sangat demokrasi dirumahnya. Awal-awal kenalan, dezen cerita kalau
ia pernah mengutarakan ke orangtuanya ingin pindah keyakinan sewaktu di
Singapur, tanggapan orangtuanya terserah kepada Dezen, karena Dezen sudah
dewasa juga. Kami tidak memisah dengan leuarga dezen, makan prasmananya
sama-sama.
Gimana ko (panggilan dezen dirumah, koko)tadi ibadahnya? Natal kali ini
melimpah keberkatan? Atau semakin tidak yakin? Tanya papanya.
Saya meilirk Dezen, ditanya begitu
ni anak awalnya sudah bercerita kali ya, kenapa saya diajak juga. Ya, Dezen
menjawab dengan senyuman mautnya saja. Ckckck.
Ya, kami serahkan kepada kamu saja ko, meyakini yang mana semua adalah
ciptaan Tuhan, Semoga natal kali ini Tuhan Yesus memberkati mu, kata Papa
nya didepan Dezen.
Dezen mengangguk. Awalnya saya pikir
yakin terhadap apa gitu apa perasaannya terhadap saya, atau pilihan pendamping
hidup. (eaaak baper, hehe) ternayta tentang pedoman hidupnya. Alhamdulillah,
bikin saya deg-degan saja.
Acara disana pun berakhir,
saatnya pulang . Dezen, saya, dan dua sepupunya satu mobil sedangkan orangtua
dan adik-adiknya satu mobil lagi.
Hening didalm mobil, saya
berkutat dengan pikiran sendiri sebenarnya si Dezen ini kenapa sih?. Dezen membuka percakapan,
“Julie, gue udah yakin, gue akan jadi muslim seperti lo.”
Saya hanya bisa, ternganga hah
dengan gak disadar mata saya langsung berkaca-kaca…
Are you serious? Tanya ku gak percaya, yes I am jawabnya mantap.
Kalo jadi saya, bagaimana kalian?
Saya hanya bisa says: Alhamdulillah
Jadilah besoknya saya jemput dia kerumahnya
dan pamitan dengan orangtuanya untuk mengantarkan Dezen ke mesjid istiqlal
untuk pendaftaran pengislaman disana, ternyata untuk hari itu karena datang nya
pagi, dia bisa langsung pengislamannya setelah solat Zuhur. Ya, tanggal 26 Desember
2015 Dezen sudah sah menjadi muslim. Dengan nama barunya “Yusuf” Assalammualaikum,
yusuf :D.
Mulai awal tahun dia memang tidak
lagi tinggal bersama dengan orangtuanya, karena Dezen eh Yusuf akan menempati
apartemen keluarga di daerah kelapa gading. Tentang bagaimana menjadi muslim,
membaca quran, sholat, dan hal lainnya ia diasuh oleh seorang Ustaz dari Mesjid
Istiqlal juga. Dan ternyata di Singapur dia pernah beebrapa kali iseng iktu
pengajain-pengajian kecil muslim di NUS.
Sebuah pengalaman yang indah
untuk seorang saya yang sesungguhnya belum menajdi muslim yang kaffah, sedang
berusaha Aamiin.
Terimakasih Ya Allah, saya diberi kesempatan berteman dengan Dezen dan kejadian-kejadian dari keajaiban seorang hamba yang ingin mengenal Mu dari nol.
Dia pernah cerita, tiga tahun di
Singapura dan bergabung dengan muslim disana nah, keyakinannya kan islam itu
tumbuh pada saat tiu. Namun, keraguan yang dia dapati saat bertemu
muslim-muslim yang menjauh dari umat-umat lain. Terkadang ada yang menutup diri
untuk berteman dengan yang bukan umat islam.
Jadi lah dia berpikir, kok orang islam menjauhi bukan malah mengajak
untuk menjadi muslim, ya walaupun memang tidak ada paksaan dalam memilih
keyakinan, namun mengenalkan islam luarbiasa lo, kalau menunggu hidayah ya
bakal lama. Cara berpikir dia dulunya.
Sekarang, dia sudah menjadi
muslim semoga menjadi muslim selalu dan agent muslim ya Yusuf.
Nah, begitulah cerita teman saya
Yusuf yang sudah menjadi muslim beberapa hari lalu. Mohon doa untuk kita semua,
selalu dalam Lindungan Nya. Aamiin
Tags:
PERSONAL
0 komentar