Friend is Good but Yourself is Better

Saya selalu membantah tentang kebetulan, karena bagi saya kebetulan itu sebuah pernyataan pesimis. Dari setiap kejadian yang ada didepan kita adalah semata dari Tuhan yang berkehendak. Dan yang mereka katakan kebetulan tersebut, bagi saya adalah petunjuk.

Tuhan Maha Adil, dalam perjalanan hidup saya banyak sekali saya dipertemukan dengan orang-orang penuh inspirasi dan saya diberi kesempatan untuk berkenalan langsung.  Dan begitu memberi kekuatan terhadap saya bukan inspirasi yang  mereka begitu hebat-hebat namun dibalik hebatnya mereka sekarang ada perjalanan yang menghantarkannya persis seperti yang terjadi dengan saya, bukan sama. Saya  diberi Tuhan kekuatan, keberanian, dan semangat dalam memilih jalan hidup.
Belum berapa lama ini saya sempat membaca buku yang ditulis oleh penulis yang masih muda dan berbakat. Saya belum mempunyai kesempatan untuk bertemu langsung dengannya namun saya rajin saja membaca blognya. Semoga dilain waktu dapat bertemu langsung. Tulisannya menyindir tentang peran orang lain dalam persoalan yang kita hadapi.
“ Tuhan selalu punya cara untuk menguji hamba-Nya dengan persoalan yang paling personal dan barangkali disanalah titik terberat sebuah ujian, ketika kita merasa taka da yang bisa mengerti masalah yang sedang kita hadapi kecuali diri kita sendiri tidak sahabat, tidak orang tua. Lalu kita menganggap semua nasehat sebagai omong kosong, basa-basi, atau sekedar penggugur kewajiban saja.” -Azhar Nurun Ala-
Tulisan ini cukup memberi kepercayaan diri saya untuk saya hanya berbicara pada diri saya sendiri dalam permasalahan yang sedang saya hadapi, tentang  perubahan arah jalan hidup yang saya putuskan. Melalui tulisan saya ini, saya ingin sekali meminta maaf  kepada sahabat baik saya jamik karea sungguh saya tidak bisa bercerita lebih. Dia sahabat yang baik dan berpengaruh terhadap perjalanan hidup saya lima tahun terakhir. Dia sahabat yang perhatian, peduli dan saya memutuskan untuk tidak berkomunikasi terlebih dahulu dengannya. Sekarang dia pun sudah sibuk dengan perjalann hidupnya yang baru setelah resmi menajdi sarjaan, congraduations Jamik!!. Saya tahu kamu begitu mencemaskan saya begitu saya menarik diri dari peredaran kehidupan. Terimakasih. Memang saatnya saya lebih mandiri dalam urusan pengambilan keputusan dan itu menandakan saya sudah cukup dewasa untuk hal ini.

Ya, nanti saya akan menghubungimu dan melanjutkan silaturahim kita karena sahabat spertimu mungkin saja tidak bisa tergantikan. Semoga dirimu membaca tulisan saya yang sederhana ini.

 I promise to you “ You will meet me again when I smile”.



Share:

0 komentar