Lepas Jilbab = stres???

Image source : google
Aku gak banyak menanggapi bukan pura-pura gak denger.  Melainkan, aku juga hidup seperti semuanya.  Perkara jilbab karena identitas agama atau identitas manusia sendiri khusus wanita. Wanita baliq.

Nah itu udah tau?  Pasti yang baca bergumam begitu. Apalagi kalau aku jelasin hadist dan alquran. Busyet deh, bisa-bisa gue dikutuk.

Disini,  aku masih muslim, agama ku islam tapi untuk identitas aku memilih menjadi universal. Bukan gegara pekerjaan apalagi modernisasi diri dan adalagi istilah liberalisme dll. 

Tidak,  aku tidak mau dikaitkan dalam bagian dari hal-hal tersebut dan kalau cara ku terlihat liberal dimata kalian tapi aku dan Tuhan yang tau sebenarnya apa. Menjadikan diri seperti ini bukan berarti aku menjauhi diri dari Tuhan. Ya cukup aku dan Tuhan yang tau bagaimana hubungan vertikalku yang bisa dilihat dengan mata didunia ini hubungan horizontal saja.

Ngecap diriku sendiri aja aku bukan pembawa,mencipta aliran baru atau apalah yang kini diwanti-wanti aliran sesat. Aku yakin ada yang bergumam istilah atau pemikiran apalagi ini. Beraninya aku bikin ya. Gak,  aku gak kayak gitu ini  hanya aku kepada Tuhan.  Toh,  dengan cara ku sekarang tidak merugikan untuk yang didunia. And please, I am not what mistakes I have made. New beginning,  better. 

Oh iya lepas jilbab=stress entah penelitian dari mana.  Barangkali iya. Tapi lucu saja dan rada gedek juga.  Mudah ngejudge gitu.  Stress lo,  sekalian gila.  Eh iya tapi karena yang komen emang seenaknya si,  punya hak.  Aku juga gitu ....dulunya :). 

"A: eh,  si X lepas jilbab lo
B: ah masa?
C: iya,stress kali dia"

Aku terdiam dan tak bisa bangkit lagi hihi jadi nyanyi padahal nyesek juga,  tapi gak mesti shock kenapa dengan mereka katakan, ini urusan ku dengan Tuhan.  Dan kewajiban sesama menasehati dalam kebaikan.  Terimakasih.  Alhamdulillah,  kita masih sangat perhatian satu sama lain. 

Aku memang konsultasi dengan psikiater, baru si jadi psikiaternya dia bahan untuk thesis juga.  Tapi bukan stress=lepas jilbab yang aku konsultasikan tapi ada trauma dan mental block yang sedang kuhadapi.  Kata psikiaternya,  aku malah pintar mengelola stress. So, letak stressnya dimana?.  Well,  jadi lepas jilbab=stress bukan yang gue alami. Kalo dicap iman turun naik ya monggo. 


Terus selanjutnya masih berniat mengenakan jilbab?  Tentu masih, kewajiban aku sesungguhnya,  tapi aku meminta kepada Tuhan belum sekarang. Semoga aku diberi kesempatan yang baik dan panjang umur. Ya jangan ditanya kapan pastinya seperti kebanyakan entar gue jawab nya.  Nunggu hidayah, eh hidayah gak ditunggu tapi diambil.  Oke untuk menenangkan situasi ya sudah anggap saja abnormal caraku.  Udah.  Doakan yang paling baik,  dan silahkan sapa seperti biasa kalau sudi.  Kalau tidak ya semoga silahturahmi kita selalu dalam kasihsayangnya Yang Maha Penyayang.

Sebenarnya gak ada untungnya banget ya menjelaskan hal seperti ini malah tambah dosa kali ya,  semoga gak si.  Karena kasian yang punya pemikiran dan menceplos buka jilbab=stress. Dan jika yang orang cerdas dan alim tentu tidak begitu pemikiran.  I know,  You know more. 

Hhmm,  kalimat ini yang "berjilbab belum tentu baik akhlaknya. Yang baik akhlak tentu berjilbab". Gue sekarang ga pake jilbab,  means akhlak gue ga baik.  Ya,  back to the Allah 'true' I doing the other ways to get betterness.  Allah gave us many ways to be blessed by Allah. Semua kehidupan  rahasia Nya.  


Share:

0 komentar