Suara Merindu

Ketika hati ini mulai merapatkan kedamaian. Aku memilih menyudahi─Tak urung juga berkali-kali mengingatnya. Walaupun itu sekedar nomor teleponmu─Atau kata-katanya yang pernah diucapkan kepadaku. Dan saat untuk menjadikan hari-hari seperti biasa saja. Tanpa bersalah kau ketuk kembali . malah bukan hanya dengan rangkaian kata mu tapi suara mu yang selalu membuat jantungku berdegup kencang ─Tak ingin kau berhenti bicara. Suara mu racun untuk ku, racun membuatku senyum-senyum sendiri. Entah kau merindukan aku atau basa-basi saja. Jujur, aku lebih merindukan mu.

Tapi mengapa mesti setelah sedetik aku putuskan sudahi saja adanya diri mu? Seolah kau menunjukkan Tuhan mengijinkan kita selalu ingin bersama. Kenyataannya, kau tidak mengingikannyakan?. Lantas apa yang ada dipikiranmu untuk ku? kita akan selalu bersama dengan cerita kita masing-masing, bukan kita bersama dalam sama rasa. Ya, benar itu aku sangat menyetujuinya. Cara terbaik aku untuk selalu bersama mu, entah sampai kapan. Mungkin sampai kau menyudahi masa bebas mu. Tidak tahu hari esok lusa atau tahun depan.


Tags:

Share:

0 komentar