#2 Embun : Harapan
06-08 Februari 2016
Weekend on holiday….kali ini juga Tuhan selalu Maha Baik aku diberi
kesempatan melanjutkan kembali merealisasikan salahasatu wsihlist ku ya. Alhamdulillah.
Bukan kali pertama aku kekawasan
wisata Puncak, Bogor ini, tidak sekedar untuk mengisi liburan sering juga untuk
pelatihan-pelatihan, gathering atau ya memang liburan di Puncak Bogor ini. Tapi
kesempatan untuk mengunjungi mesjid yang terkenal disana belum tersampaikan
juga, dan kali ini yes, I did!!
Weekend minggu ini panjang juga karena bersamaan dengan libur hari
raya imlek, aku diajak teman ku Maureen untuk berlibur di villa keluarga nya di
sekitaran Bogor, bukan di Puncaknya sih. Tapi berangkat dari Jakarta Sabtu
malamnya kami menuju Puncak Bogor. Oh iya, tentu saja tidak padat atau macet
kalo kami berangkat tengah malam sih untuk menghindari itu dan bisa menikmati
malam yang dingin dan embun pagi di Puncak Bogor.
Nah, sampai disana kami memilih
tempat untuk menuggu pagi tepat di dilesehan depan mesjid yang terkenal di
Puncak ini dan berada tepat dipaling puncaknya Puncak Bogor. Ya, Mesjid Ta’awun
di Puncak Bogor.
Kami memesan jagung bakar dan
sekuteng untuk sekedar melawan hawa dingin disana. Untung saja malam itu sinus
bersahabat dengan ku, ya tidak meler ni hidung.
Kalau pengunjungnnya jangan
ditanyalah ya, ramai banget mulai dari anak-anak sampai kakek-kakek juga.
Setelah Jam 4 pagi sudah terdengar suara terahim seperti di kampung ku menandakan
waktu subuh hampir masuk. Karena dinatar temanku , ahanya aku yang muslim
sehingga aku menuju mesjid pun sendiri. Mereka menunggu ku diluar mesjid dan
mengambil beberapa foto.
Setelah wudhu, aku menuju tempat
untuk khusus wanitanya. Aku tidak membawa mukena dan bermaksud meminjam dari
mesjid tersebut. Ternyata aku tidak kebagian. Wah, dalam hati ku kalau begini
aku ga bisa berjamaah. Suara adzan pun terdengar, sudah ramai yang bersiap-siap
untuk sholat. Duduklah aku di pojokan menunggu antrian mukena nantinya, biarlah
tidak berjemaah yang jelas kesempatan mahal bisa sholat subuh disini.
Bangunan mesjidnya seperti
kebanyakan mesjid pada umumnya juga, hanya saja interior didalamnya lebh banyak
menggunakan kayu jati termasuk lantai tempat sholatnya. Mimbarnya pun terlihat
megah.
Air disni untuk wudhu sangat dingin
sekali, ya bagaimana gak dingin paling puncak dan udaranya pun bisa bikin
menggigil.
Aku masih berada dipojokan, dan
duudk bersila saja. Kemudian didepan ku ada sejadah yang belum digelar.
Kemudian aku mengambil sejadah tersebut dan mengggelar dishaf sebelah ku. suara
iqomah sudah terdengar, pupus harapan ku untuk berjemaah. Dan masih berdoa
semoga da yang meminjamkan mukena biar dapat berjemaah. Dari shaf depan seorang
Ibu langsung menyodorkan sepasang mukena kepada ku. Alhamdulillah, Allah Maha
Pengasih member kesempatan aku untuk berjemaah. Padahal tadi aku sudah kesana
kemari menanyakan masih ada yang belum dipakai apa sudah kosong, pada menjawab
sudah kosong. Tapi, aku sangat bersyukur dapat berjemaah.
Tau gak kawan apa yang terjadi?
Suatu kenyataan tentang keajaiban doa. Doa adalah sebab terkuat terjaawabnya
keinginan kita. Dalam islam pun, salahsatu waktu doa yang pasti dijabah oleh
Allah adalah berdoa diantara adzan dan iqamah. Aku berdoa semoga bisa sholat
subuh berjemaah, langsung Allah kabulkan. Luar biasa, Subhanallah. Begitu pun
dengan harapan-harapan kita yang lainnya, Allah sellau bergegas akan
mengabulkannya sebagimana kita bergegas berdoa kepadaNya.
Nah, begitulah yang aku dapati
dari perjalanan ““ Traveling to 50 Unique mesjid In Indonesia”
Yang kedua ini, semoga secepatnya
juga kemesji-mesjid yang lainnya. Kalo mau join silahkan hub saya disini ya,
Tags:
TRAVELING
0 komentar