#STOPTANYAKAPAN
image source : Google
Sometime we laugh
Sometime we crySometime we sighSometime we gratefulThat’s in our life
KAPAN LULUS?
Guys, sering
ya ditanya ‘kapan’ dimulai dari kapan
lulus, kapan nikah, kapan punya anak, kapan dan kapan lainnya. Tapi yang paling
sering aku rasa tiga hal tersebut dalam kehidupan realita kita semua. Dan yang
paling jarang kapan mati dan hampir tidak pernah ditanyakan, iya kan? Ya, all of in the world most focus of
about life now, but not it all. Everyone don’t
like judgement , I am :).
Ya kata kapan
terkadang membuat kita down dan bias
menjadi sebuah motivasi juga. Nah, ketika kita berada di dunia sekolah apalagi
kuliah yang mana untuk lulus adalah pilihan sendiri dimana lulus ditentukan kapan
kita mau apakah itu barengan satu angkatan, lebih cepat atau telat. Its
your choices.
Yang paling
membuat ‘kapan’ ini sering ditanya ketika lo ga lulus bareng
tepatnya lo lulus telat. Well, ketika
itu lo puny a kesibukan yang berbeda dengan teman-teman lo yang siap lulus
bareng. Misalkan, bekerja, project diluar kampus, orgnisasi, hobi, bisnis dan
sebagainya. Dan kenyataannya lo masih sibuk dengan dunia diluar kampus
ketimbang menyelesaikan skripsi . nah, itu siap-siap lo ditanya ‘kapan lulus’?
Kemudian dewi
kebaikan (teman lo,sodara lo, kerabat lo apalagi dosen) berkata
udah lah fokus dulu setelah kuliah lo bias ngelakuin apaapun, rejeki gak
kemana, lebih enak juga. Aku bias mengatakan dewi kebaikan nasihat mereka
karena iya ada benarnya dan hal tersebut dapat menjadi cerminan untuk kita berpikir
ulang, what should I do?. Tapi aku
juga bisa mengatakan totally, you are
jerk karena setiap orang punya alasan, motif dan pilihan masing-masing.
Menasehati betul, tapi bukankah kita tidak tahu tentang proses orang tersebut
dalam mencapai ‘predikat lulus’ tersebut bukan perkara sibuk, gak peduli , gak fokus
dan sikap-sikap sepertinya tidak mementingkan hal tersebut. Ya, memang orang
lain itu hanya melihat keberhasilan dan tidak akan pernah tau proses kita. Guys,
setelah mengatakan ini gue yakin ada yang damn,
shit!! sama gue, ni orang gak nerima
nasehat atau keras kepala, NOPE!. Atau
malah kasihan ya,hihihi. This is my
paradigm and I share it. I almost
learning to be better only.
Ketahuilah
predikat ‘lulus’ semua yang kuliah,sekolah goal
utamanya adalah itu yudisium, memakai jubah wisuda, toga kebanggaan, berdiri
dipodium, dan berfoto bareng orang kesayangan dan euforia kelulusan
lainnya. Terlepas dari visi misi setiap
kampus, sarjana yang kompeten, cerdas,
dan sebagainya.
Jadi, ketika
yang ditanya “kapan lulus’? aku rasa kita punya jawaban masing-masing. Dan jika yang menanyakan, pikir ulang kembali
jika hanya menanyakan kemudian mencoba memberi nasihat tanpa tahu proses orang
tersebut seperti niat yang saya kutip tadi.
KAPAN NIKAH?
Setelah pertanyaan
‘kapan lulus’? lo belum juga tenang dari pertanyaan ‘kapan” karena setelah ini
langsung disambut dengan ‘kapan nikah’?
seperti aku sekarang sudah 24 years old otomatis setiap yang bertemu
kita akan focus menanyakan aku ‘kapan nikah’? apalagi teman-teman, saudara,
sepupu, paman, dan bibi. Kalau orangtua ku, sepenuhnya tidak menuntut dengan
pertanyaan ‘kapan nikah’? tapi merasa juga jika sudah ngobrol sesekali
menceritakan teman,s epupu kita yang udah menikah.
‘kapan nikah’?
aku tak bingung menjawab karena tentang perkara jodoh sangat rahasia Tuhan.
Tanpa perlu ketika ditanya, iya ya kapan ya aku nikah kemudian galau. ‘kapan
nikah’ yang sangat sering ditanya teman-teman lama, teman yang sudah atau baru
menikah bahkan sudah mempunyai anak.
Kapan nikah?
Nunggu apalagi, umurmu sudah 24,25,26..?seumuran kamu juga udah punya anak ,
kamu kapan? Mentingin karir, kuliah lagi atau apa? Tenang, setelah menikah
rejeki jauh lebih luas.
Deretan
pertanyaaan dan nasihat yang biasa disampaikan kepada aku, atau kalian yang
belum menikah diumur-umur yang seumuran dengan ku apalagi diatas aku, hehehe.
Sama seperti
pertanyaan ‘kapan lulus’ juga. Ketika kalian menyampai nasihat seperti seumuran
kita udah punya anak, mentingin karir, atau nunggu apalagi. Tanpa sadar kita terlalu
menyamakan standar hidup setiap orang.
Kenyataan nya setiap orang memiliki standar hidup yang berbeda, entah caranya
atau waktunya. Ya, jangan meletakkan standar kita kepada oranglain. Kemudian
balik lagi seperti hal proses, menikah bukan perkara’ liat dong kita udah punya
anak, rejeki melimpah, karir bla bla bla. Semua itu rahasi Tuhan. Menasehat
sangat bagus tapi racik kembali apa yang
harus dinasehati barangkali tidak dengan pertanyaan ‘kapan’ . mendoakan, hal ini mungkin lebih bagus.
Oh ya, pertanyaan
kapan tidak akan berhenti jika kita tidak tau makna dari cara kita menanyakan
‘kapan’ karena setelah lulus, menikah akan ditanya lagi kapan hamil, kapan
punya anak, kapan nambah anak, dan kapan-kapan lainnya. ‘kapan’ yang bertajuk
kehidupan kita.
Nah, watching
this video and make sure you will get insight :)
Tags:
THOUGHT
0 komentar